BAB I Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Pengembangan produk
baru atau menciptakan produk baru merupakan tugas yang sering terlupakan. Pada
saat salah satu ataupun beberapa produk yang sedang dipasarkan itu berada pada
tahap “kedewasaan” , maka pengusaha haruslah mulai memanfaatkan keuntungan yang
diperolehnya dari produk yang berada pada tahap tersebut untuk mengembangkan
ide penciptaan produk baru. Produk baru inilah yang diharapkan nantinya dapat
menggantikan produk lama yang sedang jaya tersebut. Untuk alasan tersebutlah
penulis membuat makalah dengan judul Pengembangan Produk.
1.2
Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.
Apakah yang dimaksud dengan produk ?
2.
Sebutkan apa saja atribut – atribut produk ?
3.
Apakah yang dimaksud dengan pengembangan produk ?
4.
Apa saja tujuan pengembangan produk ?
5.
Bagaimanakah tahap – tahap dalam pengembangan produk ?
6.
Bagaimana proses pengembangan produk ?
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
dari Produk
Produk merupakan salah
satu aspek penting dalam variabel marketing mix, produk juga merupakan salah
satu variabel yang menentukan dalam kegiatan suatu usaha. Tanpa produk, suatu
perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Banyaknya pesaing dalam
dunia bisnis memerlukan suatu bentuk produk yang berbeda satu sama lainnya.
Produk suatu perusahaan haruslah memiliki suatu keunggulan ataupun kelebihan
dibandingkan produk yang dihasilkan perusahaan lain, dalam hal ini perusahaan
pesaing.
Suatu produk tidak
dapat dilepaskan dari pemuasan kebutuhan dan keinginan konsumen. Suatu produk
juga tidak dapat dikatakan memiliki nilai jual jika produk tersebut tidak
menarik bagi konsumen untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai produk
tersebut, para ahli mempunyai gambaran tentang definisi produk itu.
Pengertian produk menurut Kotler
(2002:3):
Produk memiliki pengertian yang luas
yaitu segala sesuatu yang ditawarkan, dimilki, digunakan, atau dikonsumsikan
sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan termasuk didalamnya adalah
fisik, jasa, orang, tempat, organisasi serta gagasan.
Sedangkan pengertian produk itu sendiri
menurut Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman
(2002:71) terbagi dalam beberapa pengertian, yaitu
Pengertian Produk adalah:
1. Dalam pengertian sempitnya, produk
adalah sekumpulan sifat-sifat fisik dan kimia yang berwujud yang dihimpun dalam
suatu bentuk yang serupa dan yang telah dikenal.
2. Dalam pemgertian secara luas, produk
adalah sekelompok sifat-sifat yang berwujud (tangible) dan tidak berwujud
(intangible) yang didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise
pabrik, prestise pengecer dan pelayanan yang diberikan produsen dan pengecer
yang dapat diterima konsumen sebagai kepuasan yang ditawarkan terhadap
keinginan atau kebutuhan konsumen.
3. Secara umumnya, produk itu diartikan
secara ringkas sebagai segala sesuatu yang dapat memenuhi dan memuaskan
kebutuhan atau keinginan manusia, baik yang berwujud maupun tidak berwujud.
Dari beberapa definisi
tentang produk tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa produk adalah suatu bentuk barang atau jasa, yang
ditawarkan dan telah dibuat sedemikian rupa untuk ditawarkan atau dijual,
dimiliki, dan digunakan atau dikonsumsikan agar dapat memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen.
2.2 Atribut
– atribut produk.
Menurut Djaslim Saladin dan Yevis Marty
Oesman (2002:72), produk dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok:
1.
Barang tidak tahan lama (Non Durable
Goods)
Merupakan barang berwujud yang
biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan.
2.
Barang tahan lama (Durable Goods)
Merupakan barang berwujud yang
biasanya bisa bertahan lama dengan banyak kali pemakaian.
3.
Jasa (Service)
Jasa bersifat tidak berwujud, tidak
dapat dipisahkan dan mudah habis.
Berdasarkan pengertian
di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa klasifikasi produk terbagi
menjadi tiga yaitu barang tidak tahan lama (Non Durable Goods), barang tahan
lama (Durable Goods), dan jasa (Service).
2.3 Pengertian
dari Pengembangan Produk.
Dalam dunia bisnis dan
marketing, istilah pengembangan produk (product development) sudah lazim
dibicarakan, dibahas dan dianalisis. Secara umum, pengembangan produk dapat
diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan perusahaan untuk menambah manfaat,
ciri, desain dan layanan pada barang dan jasa.
Pengertian pengembangan produk telah banyak
dikemukakan para ahli, antara lain ;
1. Assaury (1996) mengatakan bahwa
pengembangan produk (product development) adalah suatu kegiatan atau aktifitas
yang dilakukan dalam menghadapi kemungkinan perubahan suatu produk ke arah yang
lebih baik sehingga dapat memberikan daya guna maupun daya pemuas yang lebih
besar.
2. Stanton (1996) mengatakan bahwa
pengembangan produk (product development) adalah suatu istilah yang terbatas
mneliputi kegiatan teknis, seperti riset produk, rekayasa dan desain.
3.
Guiltinan (1991) mengatakan bahwa
pengembangan produk (product develpoment) adalah suatu kebutuhan dan keinginan
yang selalu berubah mengakibatkan adanya segmen baru atau adanya persaingan dan
perubahan teknologi.
4. Sigit (1992) mengatakan bahwa
pengembangan produk (product development) disebut juga merchandising adalah
kegiatan-kegiatan manufacturer ( pembuat barang ) atau middlemen ( perantara )
yang bermaksud melakukan penyesuaian barang-barang yang dibuat atau ditawarkan
untuk dijual atas permintaan pembeli.
5. Kotler dan Armstrong (1996) mengatakan
bahwa pengembangan produk adalah strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan
menawarkan produk baru atau yang dimodifikasi ke segmen pasar yang sekarang.
6. Dari berbagai pengertian pengembangan
produk tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan produk adalah
suatu usaha yang dilakukan perusahaan melalui perbaikan bentuk, penyederhanaan,
pembentukan kembali, menambah desain atau model dengan tujuan untuk
meningkatkan kepuasan konsumen atau pelanggan.
2.4 Tujuan
dari Pengembangan Produk.
Menurut Buchari Alma (2000:101) tujuan
pengembangan produk adalah
1.
Untuk memenuhi keinginan konsumen yang
belum puas
2.
Untuk menambah omzet penjualan
3.
Untuk memenangkan persaingan
4.
Untuk mendayagunakan sumber-sumber
produksi
5.
Untuk meningkatkan keuntungan dengan
pemakaian bahan yang sama
6.
Untuk mendayagunakan sisa-sisa bahan
7.
Untuk mencegah kebosanan konsumen
8.
Untuk menyederhanakan produk, pembungkus
2.5 Tahap
– Tahap Pengembangan Produk
Agar pelaksanaan
pengembangan produk dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang
diharapkan, perlu diperhatikan tahap-tahap dalam melaksanakan pengembangan
produk. Menurut Kotler (2002: 382) tahap-tahap pengembangan produk terbagi
menjadi delapan tahap yaitu :
1
Idea Generation (Pemunculan Gagasan)
Tahapan ini merupakan pencarian
peluang produk baru secara terus menerus dan sistematik. Tahapan ini dilakukan
untuk menemukan gagasan-gagasan baru dan segara mengenai penciptaan produk.
Metode untuk menciptakangagasan baru meliputi brain storming (sesi kelompok kecil
untuk menstimulasi gagasan), melakukan analisa atas produk yang sudahada,
ataupun melalui survei konsumen.
2
Idea Screening (Penyaringan Gagasan)
Setelah perusahaan
mengidentifikasi gagasan produk yang berpotensi, perusahaan harus menyaringnya.
Dalam product screening, kekurangan, ketidakcocokan, atau gagasan yang tidak menarik
lainnya harus disingkirkan dari tindakan lebih lanjut. Tujuan penyaringan
adalah mengurangi banyaknya gagasan dengan mencari dan menghilangkan gagasan
buruk sedini mungkin.
3
Concept Development and Testing
(Pengembangan dan Pengujian Konsep)
Menguji konsep adalah
menyajikan konsep produk kepada consumer dan mencoba mengukur sikap dan
ketertarikan konsumer atas konsep awal pengembangan produk tersebut. Pengujian
konsep merupakan cara yang cepat dan tidak mahal untuk mengukur minat konsumer.
Pengujian dilakukan dengan meminta konsumer yang potensial untuk berinteraksi
terhadap sketsa gambar atau deskripsi tertulis yang menggambarkan produk yang
akan dikembangkan.
4.
Marketing Strategy Development
(Pengembangan Strategi Pemasaran)
Pernyataan
strategi pemasaran terdiri dari tiga bagian untuk memperkenalkan produk ke
pasar. Bagian pertama menjelaskan ukuran, struktur, dan tingkah laku pasar
sasaran, penempatan produk yang telah direncanakan, penjualan, bagian pasar,
serta sasaran keuntungan yang hendak dicari pada beberapa tahun pertama. Bagian
kedua dari pernyataan strategi pemasaran menguraikan harga produk yang
direncanakan, strategi distribusi, dan biaya pemasaran selama tahun pertama. Bagian
ketiga menjelaskan penjualan jangka panjang yang direncanakan, serta sasaran
keuntungan dan strategi bauran pemasaran selama ini.
5.
Business Analysis (Analisis Bisnis)
Analisis Bisnis dan
finansial dilakukan untuk menguji kelayakan finasialdan bisnis dari konsep
pengembangan produk baru. Disini dilakukan analisa terhadap sejumlah aspek,
seperti proyeksi permintaan pasar,perkiraan biaya produksi dan peta persaingan.
6.
Product Development (Pengembangan
Produk)
Pengembangan produk
mengkonversi ide produk baru menjadi bentukfisik dan sekaligus mengidentifikasi
pola strategi pemasaran yang akanditerapkan. Fase ini mencakup konstruksi
produk, packaging, pemilihan brand, brand positioing, dan usage testing.
7.
Test Marketing (Pengujian Pasar)
Fase ini mencakup konstruksi
produk, packaging, pemilihan brand,brand positioing, dan usage testing.
Tujuannya adalah untuk mengevaluasi kinerja produk dan efektivitas program
pemasaran secara terbatas sebelum a full-scale introduction. Melalui
ujipemasaran ini, perusahaan dapat melakukan observasi perilaku pelanggan
secara aktual. Perusahaan juga dapat melihat reaksi yang dilakukan pesaing, dan
juga respon dari para distribution channelmembers.
8.
Commercialization (Komersialisasi)
Setelah pengujian
selesai, perusahaan siap untuk mengenalkan produknya ke pasar yang ditargetkan
secara full scale. Sejumlah aspek yang perlu dicermati dalam tahap
commercialization adalah kecepatan penerimaan konsumen dan para distributor,
intensitas distribusi (berapa banyak toko penyalur), kemampuan produksi, serta efektivitas
promosi, strategi harga, dan reaksi persaingan.
Selain hal – hal
diatas, point penting lainnya adalah Diferensiasi menjadi suatu strategi yang
baik. Adanya diferensiasi menjadikan suatu produk memilki identitas yang khas
dan unik. Sehingga menjadi pembeda bagi produk pesaing dan memungkinkan untuk
sulit ditiru. Terkadang pula, perilaku konsumen yang sangat sensitif terhadap
sesuatu yang baru dan beda, menjadikan suatu produk yang memiliki diferensiasi
dengan produk pesaingnya sangat dicari konsumen.
Beberapa faktor tambahan yang
menghalangi pengembangan produk baru adalah :
·
Kelangkaan ide penting pada wilayah
tertentu
·
Pasar yang terfragmentasi
·
Batasan sosial dan pemerintah
·
Biaya pengembangan
·
Kelangkaan modal
·
Waktu pengembangan yang dibutuhkan
relatif pendek.
Hal yang harus
diperhatikan pula dalam pengenalan awal suatu produk baru adalah penentuan
strategi harga produk tersebut. Dimana strategi harga ini diperlukan untuk
meminimalisir resiko produk tersebut ditolak pasar, karena terlalu mahal atau
bahkan terlalu murah. Berikut ada dua cara bagaimana menentukan harga dari
produk baru :
Ø Penentuan
harga mengambil sebagian pasar
Strategi ini pernah
diterapkan oleh Intel ketika meluncurkan chip komputer terbaru. Mereka
meluncurkan chip tersebut ke pasaran dengan harga $1000 per keping. Tentu saja
harga ini hanya bisa dijangkau oleh segmen pasar kelas atas saja. Dengan harga
yang tinggi, intel berusaha untuk mengambil hanya sebagian pasar yakni pasar
kelas atas.
Ketika
siklus produk mulai mengalami penurunan, akibat banyaknya pesaing serupa yang
masuk dan penjualan mulai melemah. Intel menurunkan harga chip menjadi $200 per
keping. Sehingga chip tersebut menjadi prosesor masal paling lari di pasaran.
Dengan cara itu, intel mengambil pendapatan yang maksimum dari berbagai segmen
pasar.
Ø Penetapan
Harga Penetrasi Pasar
Selain menetapkan harga
yang tinggi untuk mengambil sebagian segmen pasar. Sebagian perusahan justru
menggunakan harga penetrasi pasar. Dimana mereka memberikan harga yang relatif
murah, sehingga penjualan produkpun meningkat. Tujuannya adalah agar perusahaan
bisa menembus pasar secara cepat dan menarik banyak pembeli.
2.6 Tahapan
Srategi Daur Hidup Produk
Konsep daur hidup bisa
dimanfaatkan oleh manajer agar bisa memahami dinamika produk dan pasar. Manfaat
sesungguhnya bisa beragam tergantung dari situasi pengambilan keputusan.
Sebagai alat perencanaan, konsep daur hidup produk bisa membantu memperjelas tantangan-tantangan
pemasaran pada setiap tahap dan alternative estrategi apa saja yang bisa
digunakan perusahaan. Sebagai alat pengendalian, konsep ini membantu perusahaan
dalam membandingkan prestasi dengan produksi sejenis dimasa lalu.
TAHAP PERKENALAN
Pada tahap ini
pertumbuhan penjualan lambat karena produk baru saja diperkenalkan dimasyarakat
konsumen. Biaya sangat tinggi sehingga produk tidak menghasilkan keuntungan
sama sekali. Untuk memperkenalkan suatu produk baru, memerlukan waktu yang
sangat lama sekali untuk mengisi ke jalur distribusi dan mendorongnya pada
berbagai pasar. Jumlah keuntungan yang diperoleh selama tahap ini sangat
sedikit atau bahkan merugi yang diakibatkan oleh rendahnya hasil penjualan yang
disertai dengan tingginyabiaya distribusi dan promosi. Untuk memperkenalkan
fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor keperusahaan-perusahaan industry di
wilayah Jawa Barat dibutuhkan waktu yang tidak sedikit dan harus
berkesinambungan dilakukan ke berbagai daerah.
Strategi Memposisikan Tawaran Produk
Kita dalam Tahap Perkenalan
Dalam meluncurkan
produk baru, manajer pemasaran bisa menetapkan setiap variable pemasaran pada
tingkat yang tinggi atau rendah, sepertidalam hal harga, promosi, distribusi
dan mutu produk. Bila pertimbangan pokok hanya pada harga dan promosi, bisa
dilakukan salah satu dari empat strategi :
Promosi
Tinggi
Rendah
Tinggi Menyaring Cepat Menyaring Lambat
Harga Rendah Penerobosan Cepat Penerobosan Lambat
Karena fasilitas
Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) merupakanpelayanan public yang tidak
mencari keuntungan secara financial tetapi untukmemenuhi kepentingan yang
hendak dicapai pemerintah, maka dalam contohkasus berikut ini factor harga
dikesampingkan, hanya mengutamakan factor promosi saja.
1
Strategi Menyaring Cepat
Dilakukan dengan
menetapkan hargatinggi dan promosi gencar. Harga ditetapkan tinggi agar bisa
diperoleh sebanyak mungkin laba kotor per unit. Promosi diselenggarakan besar-besaran
untuk meyakinkan konsumen tentang nilai tinggi produk, walaupun dengan tingkat
harga yang mahal. Promosi ini dimaksudkan untuk mempercepat laju penerobosan
pasar. Strategi ini akan berhasil jika sebagian besar pasar potensial belum
menyadarikehadiran produk itu, pasar berminat membeli mampu membayar dengan
harga berapapun dan perusahaan menghadapi pesaing potensial yang ingin
membangun referensi atas mereknya. Contoh implementasi : Karena fasilitas KITE
merupakan pelayanan public, maka hanya promosi yang gencar dan intensif
dilakukan, antara lain dilakukan penyuluhan, sosialisasi, mendatangi perusahaan
(jemput bola) untuk menyampaikan materi fasilitas KITE ini dan membuka layanan
live/online 24 jam melalui website atau petugas jaga siaga/piket.
2
Strategi Menyaring Lambat
Dipilih dengan
menetapkan harga mahal dan promosi yang rendah. Tujuan penetapan harga tinggi
adalah agar bias dihasilkan setinggi mungkin laba kotor per unit, sedangkan
rendahnya promosi dimaksudkan agar biaya pemasaran tidak terlalu besar.
Kombinasi ini diharapkan bisa menjaring keuntungan yang besar. Strategi ini
akan berhasil jika luas pasar terbatas, sebagian besar pasar menyadari
kehadiran produk ini, pembeli mau membayar mahal dan persaingan potensial tidak
tampak. Contoh implementasi : Promosi hanya dilakukan dengan mencetak brosur,
pamphlet, sticker atau spanduk dengan menonjolkan keuntungan-keuntungan yang
akan diperoleh suatu perusahaan jika menggunakan fasilitas KITE ini.
3
Strategi Penerobosan Cepat
Dilakukan dengan
penetapan harga rendah didukung promosi yang gencar. Dengan strategi ini
diharapkan menghasilkan penetrasi pasar yang paling cepat dan menjangkau market
share yang luas. Akan berhasil jika ukuran pasar sangat luas, pasar tidak
menyadari kehadiran suatu produk, kebanyakan konsumen sangat peka terhadap
harga, ada indikasi persaingan potensial yang hebat dan harga pokok produksi cenderung
turun mengikuti peningkatan skala produksi dan bertambahnya pengalaman produksi
yang diperoleh. Contoh implementasi : Penyuluhan, sosialisasi yang telah
dilakukan tersebut lebih digiatkan lagidengan cara menambah tim penyuluh,
dengan menambah jam kegiatan ataupun ekspansi ke daerah lain yang belum pernah
diberikan penyuluhan sehingga para perusahaan akan semakin banyak yang
mengetahui dan paham akan pentingnya manfaat fasilitas KITE ini.
4
Strategi Penerobosan Lambat
Dilakukan dengan
penentuan harga danpromosi yang rendah. Harga rendah akan mempercepat
diterimanya produk oleh konsumen dan rendahnya promosi dimaksudkan agar
tercapai lebih banyak laba bersih bagi perusahaan. Biasanya permintaan sangat
peka terhadap harga tetapi kurang peka akan promosi. Strategi ini akan berhasil
jika pasar sangat luas, pasat sangat menyadari kehadiran produk, pasar peka
terhadap tingkat harga dan hanya sedikit persaingan potensial. Contoh
implementasi : Brosur, pamphlet, spanduk yang telah dicetak disebar ke
daerah-daerah lainyang belum mengetahui adanya fasilitas KITE
TAHAP PERTUMBUHAN
Pada tahap ini pasar
dengan cepat menerima produk baru sehingga penjualan melonjak dan menghasilkan
keuntungan yang besar. Melonjaknya hasil penjualan merupakan tanda jelas
berlangsungnya tahap pertumbuhan.Sebagian konsumen yang merupakan pelopor
merasa puas dengan produk baru tersebut kemudian diikuti mayoritas konsumen.
Biasanya akan memikat pesaing baru untuk ikut terjun ke pasar dengan
mengenalkan ciri-ciri 10 produknya dan berakibat lanjut dengan meluasnya pasar.
Bertambahnya pesaing akan mendorong meluasnya saluran distribusi, hal ini harus
diikutipula dengan mebanjirnya produk untuk mengisi saluran distribusi
tadi.Pada tahap ini terlihat dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan industry
yang sebelumnya perusahaan biasa segera mendaftarkan diri beralih menjadi
pengguna fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor, baik dari segi kualitas
maupun kuantitas.
Strategi pemasaran
dalam memposisikan tawran kita dalam tahap iniadalah untuk mempertahankan
pertumbuhan pasar yang pesat selamamungkin, dengan cara :
1
Meningkatkan mutu produk dan penambahan
ciri serta model produk. Contoh implementasi : Meningkatkan waktu pelayanan
pengurusan NIPER
2
Memasuki segmen pasar yang baru. Contoh
implementasi : Menawarkan fasilitas KITE ini kepada perusahaan-perusahaan milik
pemerintah (BUMN).
3
Memanfaatkan saluran distribusi yang
baru. Contoh implementasi : Jika selama ini pengenalan fasilitas Kemudahan
Impor Tujuan Ekspor (KITE) hanya melalui sosialisai/penyuluhan, maka bisa
mencoba menggunakan cara baru yaitu dengan bakti social atau dibarengi dengan
konser musik.
4
Menggeser paradigma konsumen dari
membujuk minat ke paradigm keyakinan atas produk sehingga mau membeli atau
memanfaatkan produk. Contoh implementasi : Meyakinkan kepada
perusahaan-perusahaan yang telah memanfaatkanfasilitas KITE dengan
membandingkan perkembangan perusahaan sebelum dengan sesudah menggunakan
fasilitas KITE.
5
Penurunan harga pada saat yang tepat
untuk menarik golongan konsumen lain yang peka terhadap harga. Contoh
implementasi : Dengan adanya pembebasan pungutan negara maka biaya untuk pos
tersebut bisa dimanfaatkan untuk hal-hal lain misalnya pengembangan produk lain
ataupun riset. Hasil dari pemanfaatan fasilitas juga telah dirasakan perusahaan
sehingga secara perlahan akan memberikan rekomendasi penggunaan fasilitas KITE
ini kepada rekan bisnisnya.
TAHAP
KEDEWASAAN
Tahap dimana pertumbuhan penjualan mulai menurun
karena produk sudah bisa diterima oleh sebagian besar pembeli potensial. Jumlah
keuntungan mantap, stabil atau menurun biasanya disebabkan oleh meningkatnya
biaya pemasaran untuk melawan persaingan yang ketat. Ada tiga taraf dalam tahap
kedewasaan ini.
Pada taraf pertama, kedewasaanpertumbuhan (growth
maturity), tingkat pertumbuhan penjualan mulai berkurang karena tidak ada lagi
saluran distribusi yang baru yang bias ditambah.
Dalam taraf kedua, kedewasaan mantap/stabil (stable
maturity), penjualan perkapita menjadi datar karena jenuhnya pasar.
Pada taraf ketiga, kedewasaan mengusang (decaying
maturity), nilai penjualan mutlak mulai jatuh dan konsumen mulai bergerak ke
produk lain atau produk pengganti.Menurunnya tingkat pertumbuhan penjualan
mengakibatkan kelebihankapasitas dalam industry. Hal ini selanjutnya menyebabkan
persaingan menjadi sangat ketat dan intensif. Para pesaing lebih sering
menurunkan harga atau obral, mereka tingkatkan periklanan dan berbagai cara
untuk mengikat calon konsumen dan penyalur. Beberapa pesaing yang lemah mulai
mengundurkan diri dan akhirnya secara berangsur-angsur industry hanya akan
terdiri dari perusahaan-perusahaan yang mapan. Pada tahap ini, sudah sangat
sedikit perusahaan yang mendaftar sebagai pengguna fasilitas KITE, karena sudah
seluruh atau sebagain besar perusahaan di wilayah itu telah menggunakan
fasilitas KITE. Kalaupun ada pendaftar baru, biasanya adalah anak perusahaan
atau perusahaan dalam group yang telah menggunakan fasilitas KITE sebelumnya.
Perusahaan-perusahaan telah merasakan manfaat dari fasilitas KITE yang diterimanya,
sehingga tidak dimungkinkan pengembangan pengguna baru.
Strategi
Memposisikan Tawaran dalam Tahap Kedewasaan :
1
Memodifikasi pasar dengan cara
meningkatkan jumlah pemakai produk dan tingkat penggunaan per pemakai dengan
cara mengubah bukan pemakai menjadi pemakai produk. Contoh dari perusahaan biasa
dirubah menjadi perusahaan pengguna fasilitas KITE.
2
Memasuki segmen pasar baru. Contoh jika
tadinya hanya untuk perusahaan swasta, fasilitas KITE juga ditawarkan ke
perusahaan milik pemerintah/BUMN
3
Memodifikasi produk dengan cara melansir
kembali prduk, memperbaiki mutu, memperbaiki ciri-ciri khas dan perbaikan gaya.
Contohnya dengan pelayanan lebih cepat, kenyamanan dan keamanan ditingkatkan,
diciptakan regulasi-regulasi baru yang lebih simple.
4
Memodifikasi factor pendukung pemasaran
meliputi harga melaluidiskon, menjamah distribusi yang baru, periklanan,
promosi penjualan,penjualan perorangan dan pelayanan. Contohnya dengan
layananan pengaduan online atau pelayanan 24 jam untuk kegiatan ekspor.
TAHAP
KEMUNDURAN
Dalam tahap ini
penjualan menurun dengan tajam diikuti dengan menyusutnya keuntungan. Beberapa
factor yang menyebabkan penurunan penjualan diantaranya perkembangan teknologi,
perubahan selera konsumenatau meningkatnya persaingan. Banyak perusahaan
pengguna fasilitas KITE yang telah beralih menggunakan bentuk fasilitas lain
yang lebih menguntungkan yaitu fasilitas Kawasan Berikat (KB) karena fasilitas
Kawasan Berikat (KB) ini memberikan pelayanan yang lebih maksimal dan
perusahaan memperoleh keuntungan yang lebih dibidang waktu dan biaya. Banyaknya
perusahaan-perusahaan yang bangkrut ataupun diblokir fasilitasnya karena
melakukan pelanggaran juga menjadi factor menyusutnya jumlah pengguna fasilitas
KITE secara kuantitif.
Strategi pemasaran dalam memposisikan
tawaran produk kita dalam tahap ini adalah :
1
Mengidentifikasi produk yang lemah.
Bagian pembukuan dan pengolahan data menyiapkan data produk yang menunjukkan
kecenderungan yang berkaitan dengan luas pasar, bagian pasar, harga jual, biaya
dan keuntungan ; Menganalisa data tersebut untuk menetapkan produk-produk
manayang meragukan sehingga perlu diteliti lebih lanjut. Hasil analisa ini dilaporkan
kepada manajer penanggung jawab dan manajer ini harus memberikan penilaian dan
pendapatnya. Sehingga akan diperoleh kesimpulan apakah tetap membiarkan,
memperbaiki atau menghapus produk dari pasaran.
2
Menetapkan strategi pemasaran. Banyak
perusahaan yang meninggalkan pasar yang sedang surut lebih awal dan sebagian
lagi masih bertahan. Keadaan ini malah menguntungkan terhadap perusahaan yang
masih bertahan karena minimnya produk saingan.
3
Keputusan menghentikan produk jika
setelah di evaluasi berulang-ulang produk hanya akan merugikan perusahaan. Contoh
implementasi : Tim pengkaji dari Kantor Pusat melakukan evaluasi berkala
terhadap hasil pelaksanaan pemberian fasilitas KITE dengan mempertimbangkan
berbagai indicator misalnya volume impor, volume ekspor, tumbuhnya
industry-industri baru, terserapnya tenaga kerja ataupun kuantity devisa
penerimaan Negara yang telah dicapai. Jika target-target tersebut dapat
dicapai, maka fasilitas KITE ini masih bisa diteruskan lagi. Sebaliknya jika
manfaat dari fasilitas KITE ini sudah tidak optimal dan tidak relevan lagi
dengan perkembangan zaman, maka fasilitas KITE ini dapat dihapuskan untuk
dikaji ulang bentuk fasilitas baru yang lebih cocok untuk diterapkan. Setelah
produk mengalami kemunduran, sama halnya fasilitas Kemudahan Impor Tujuan
Ekspor (KITE) sudah banyak ditinggalkan perusahan-perusahaan industry, maka sebaiknya
fasiltas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor ini ditinjau ulang untuk ditemukan
formula pemberian fasilitas lain yang lebih efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan pemerintah. Setelah terbentuk fasilitas baru, maka
akan dimulai lagi proses daur hidup produk dari awal lagi yaitu dari sejak
pengenalan, pertumbuhan, kedewasaan hingga akhirnya kemunduran lagi. Begitu
seterusnya berulang sambil dipelajari strategi-strategi pemasaran yang semakin
cemerlang. Sebagai inti dari pembahasan tentang Daur Hidup Produk secara umum dapat
digambarkan kedalam tabel berikut yang menggambarkan karakteristik, tujuan
pemasaran dan strategi pemasaran setiap tahap dalamdaur hidup produk .
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa
pengembangan produk adalah suatu kegiatan perusahaan guna untuk memenuhi
kebutuhan konsumen yang selalu berubah – ubah. Perusahaan harus memadukan
keputusan – keputusan pemasarannya dengan fungsi pemasaran yang lain diantaranya
pengembangan produk baru. Biasanya bagian pemasaran mengkoordinasikan tugas –
tugas pada bagian dalam perusahaan secara informal. Hal ini menyebabkan semakin
pentingnya strategi pengembangan produk bagi pemasaran suatu perusahaan
Saran
Tentunya semua produk akan menjalani
siklus daur produk. Pengembangan produk sebaiknya dilakukan secara
berkesinambungan oleh setiap perusahaan pada produk – produknya. Untuk
menghindari kejenuhan konsumen kepada produknya, sehingga produk tersebut tidak
mengalami tahap decline, yang akan berakibat pada kelangsungan hidup suatu
perusahaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Kotler,
Philip., Keller, Kavin Lane. 2009. Manajemen
Pemasaran Ed. Ke-13 Jilid 1.
Jakarta:
Erlangga.
Good
BalasHapus